14 April 2015

Sternenlicht: Protokol Nr. 81 tanggal 14 Maret 2009




 Tema di protokol ini:

• Latar Belakang Amok di Kota Winnenden
• Lingkungan Negatif
• Pemisahan dan Kolektif
• Pengembangan dan Evolusi
• Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan
• Gerakan, Stagnasi, Tuhan, dan Kolektif

Senja ini pertemuan dilaksanakan di tempat Birgit dan Thomas. Jürgen bertindak selaku medium, penyampaian secara lisan dalam kondisi trance penuh.


JOSUA:          Segala puji bagi Tuhan dan damai bersama kalian.
                        (Dilanjutkan salam hangat dari kelompok)
Marion:          Nyemplung-nya lancar?
JOSUA:          Ya.
Thomas:         Dengan semangat.
Rolf:                Karena sudah larut?
JOSUA:          Bukan, bukan, tidak begitu. Aku menyebutnya “sisihkan tempat“.
Thomas:         Haruskah engkau berdesakan?
JOSUA:          Ya, begitulah.
Birgit:             Segalanya berjalan baik?
JOSUA:          Ya, semuanya baik, hanya butuh sedikit waktu, terima kasih.
                        Ya, kita semua punya sesuatu, aku tidak menyebutnya sekarang sebagai stres,                         tetapi kita toh disibukkan dengan kejadian pada minggu lalu. 
                        [Yang dimaksud adalah akibat dari amok di kota Winnenden]

------------------------
Catatan Penterjemah (Anmerkung des Uebersetzers ueber Winnendenamok):
Penduduk Winnenden, kota kecil dengan populasi 27.600 jiwa, terletak sekitar 20 km timur laut kota Stuttgart (Jerman), pada hari Rabu tanggal 11 Maret 2009 digemparkan oleh peristiwa amok seorang siswa berusia 17 tahun yang, saat pelajaran sedang berlangsung, menembak mati 9 siswa (mayoritas siswi), 3 guru, dan 3 pejalan kaki. Akhirnya pelaku bunuh diri setelah tembak-menembak dengan polisi. Pelaku dari kalangan menengah, punya segalanya, kecuali sahabat dan perhatian. Pelaku diketahui mengalami depresi, sakit secara psikis dan sejak tahun 2008 dalam perawatan psikiater, tapi menghentikan paksa perawatan itu. Penembakan dilakukan pelaku dalam kelas, lalu di luar sekolah saat pelaku melarikan diri.
-----------------------

Birgit:             Itu dapat kumaklumi.
JOSUA:          Kesibukan tidak saja menyangkut jiwa-jiwa yang kembali ke alam baka,                         melainkan juga keluarganya yang masih hidup. Hal itu berakibat sebab kami                         toh ada di dekat sini [Jerman]. Jika peristiwa itu terjadi di Amerika 
                        sana, maka akan lain halnya.
Betty: Ya.
JOSUA:          Jika terjadi di sana, maka kelompok lain yang akan bertindak. Aku duga, akan                    butuh waktu agak lama, sampai orang-orang ini kembali normal seperti sedia                    kala.
Betty: Oleh sebab itu, pasti MADELEINE punya banyak kegiatan sekarang.
JOSUA:          Ya.
Betty: Aku sangat  memikiri dia, pada waktu aku mendengar peristiwa amok                                     tersebut.
JOSUA:          Ya, dia mengurus mereka yang tiba di alam baka, sebab hal tersebut sedikit                    mengejutkan.
Betty: Betul. Engkau sudah menyatakannya beberapa waktu silam, bahwa dia yang               mengurus hal-hal demikian.
JOSUA:          Ya. Para korban amok harus pertama-tama mengerti, apa yang menimpa                               mereka.
Betty: Ya.
Rolf:                Lha ya, mungkin kejadian itu tidak tercantum di jalan kehidupan mereka.
JOSUA:          Tidak, ada sesuatu yang di luar kontrol dalam perjalanan hidup mereka, yang                        ....
Betty: ...terlempar keluar.
JOSUA:          Terlempar keluar garis kehidupan, ya, tetapi itulah hal-hal, yang sekarang                    masuk dalam perjalanan hidup.
Birgit:             Apa itu sudah kalian lihat sebelumnya?
JOSUA:          Melihat sebelumnya? Tidak dalam skala besar seperti ini. Bahwa pelaku                                    gampang dipengaruhi, itu sudah kami ketahui sebelumnya. Hanya saja                            menjadi sulit, untuk menarik dia kembali (dari dekapan kuasa gelap), jika dia                 sudah demikian dirasuki...
Rolf:                Untuk menghentikannya?
JOSUA:          ...atau untuk dapat menghentikannya. Inilah problemnya, bahwa para                            ilmuwan kalian tidak mengetahui, apa yang memotivasi orang-orang sehingga                     menjadi pelaku amok. Dalam peristiwa itu, ia tidak melaksanakannya                         sendirian. Ia sudah dibantu total dari alam negatif, dari kuasa kegelapan,                                 untuk melakukan amok. Tentu saja juga ikut berperan dalam hal ini bidang                  sosial dan labilnya jiwa pelaku, yang melihat lingkungan sekitar dengan                                    pandangan lain. Tetapi di kasus ini betul-betul ada bantuan dari kuasa gelap,             sehingga seorang manusia mampu melakukan amok seperti itu. Dan kembali                         tercapai keadaan, di mana seluruh kota ....
Betty: Lha ya.
Rolf:                Terguncang.
JOSUA:          ... berada dalam kondisi depresi terdalam. Ini bisa dipahami. Yang paling                          buruk dalam kejadian ini adalah, bahwa getaran emosi orang-orang sampai                        mencapai alam         baka. Ia tidak berhenti di depan pintu Petrus, sebagaimana               yang dikatakan orang.
Betty: Ya. Apa kabarmu, JOSUA?
JOSUA:          Sebetulnya aku dalam keadaan baik, sangat baik.
Rolf:                Kembali pada kalimat terakhir: itu artinya, getaran emosi keluarga yang                                   ditinggalkan sampai pada kalian [di alam baka]?
JOSUA:          Ya.
Rolf:                Kesedihan, kemarahan total, atau apanya yang sampai?
JOSUA:          Ya, kemarahan total itu tidaklah begitu buruk, kemarahan total dapat                          dibendung. Tetapi yang namanya kesedihan, keputus-asaan, ketidak-                                 mengertian ini begitu hebatnya, mereka tidak mengetahui, mengapa. Di kalian               selalu berlaku, manusia ingin sekurang-kurangnya tahu, mengapa. Tetapi                             umumnya tidak demikian, apa yang benar-benar ingin mereka ketahui, sebab                      toh hal ini tidak mengubah apa pun.
Birgit:             Tidak, toh tak ada yang akan balik dari alam baka.
JOSUA:          Tidak, melainkan sebenarnya hanya membantu untuk memahami situasinya.
                        Mereka tidak akan memaafkan pelaku, jika dia beralasan, bahwa keluarganya              berantakan, dia tak diperhatikan, tak ada teman wanita, tak ada sahabat. Itu                         semuanya nilai-nilai minus ranah sosial, yang dia punya. Toh tetap mereka                       tidak memaafkannya, bahwa dia begitu banyak menembak mati orang-orang,                      terutama para remaja.
Betty: Itu betul-betul sasarannya.
JOSUA:          Ya.
Rolf:                Dan hampir seluruhnya para gadis.
Betty: Ya, mayoritas gadis remaja.
Rolf:                Semua ayah, jika orang melihatnya, dikatakan bahwa hubungan ayah dan anak                      gadisnya senantiasa istimewa.
JOSUA:          Ya, itu menusuk lebih sedikit pada para korban, yang dia tembak, melainkan              lebih banyak pada yang ditinggalkan. Bagi siswa lainnya, yang melihat                                 kejadian itu di kelas dengan mata kepala mereka sendiri, itu jauh lebih buruk                   dan mereka perlu diurus melebihi jiwa-jiwa yang ke alam baka. Jiwa-jiwa yang                        ke alam baka ini akan sangat cepat melupakannya, dan ada inkarnasi baru.                         Tetapi bagi yang masih ada di bumi, mereka ini tidak mengerti.
Rolf:                Ya, dan kecemasan akan kembali tersebar.
Betty: Ya.
JOSUA:          Ya.
Dirk:   Percayakah engkau, ada pengertian lebih besar seandainya orang-orang yang               bersangkutan telah mengetahui sangkut-pautnya?
JOSUA:          Tidak. Itu tidak dapat diandalkan, aku minta padamu. Untuk kejadian itu tak                    ada pengertian. Orang mungkin dapat berkata, okay, tapi bagi semua manusia                 ada solusi itu dan solusi ini di bidang lainnya, tidak di yang satu ini.
Dirk:   Apa yang kau pikirkan?
Thomas:         Ada selalu sebuah solusi, yang akan terlihat lain, demikian pemahamanku.
Marion:          Di luar penggunaan senjata api.
JOSUA:          Bukannya begitu, seperti yang kita baca, bahwa video-game-lah penyebabnya.                       Itu semua pernyataan tolol. Tentu saja banyak remaja melarikan diri ke alam                  fantasi, tetapi pada langkah menuju realitas ada ambang hambatan, untuk                mampu menembak mati sesama manusia. Sebab seseorang berusia 17 tahun                pun tahu konsekuensinya, jika dia melakukan hal tersebut. Ini bukanlah                                kekuatan yang menggerakkan.
Rolf:                Ya, selalu jika orang mendengar alasan ini, aku menentangnya ekstra keras,             guna dibuat sebagai argumentasi. Setiap orang itu ada percobaan dalam                             kehidupan sehari-hari...
JOSUA:          Tentu saja.
Rolf:                ...percobaan dalam berbagai bentuk dan di suatu tempat harus ada yang                                berfungsi, yaitu hati nurani: kulakukan, atau tidak. Baiklah, ambang hambatan,                      ini mungkin selalu berlainan, tetapi sang prinsip berlaku, katakanlah setiap             hari pada jutaan orang.
JOSUA:          Ya.
Rolf:                Dan karena itulah aku melihat kasus ini tak ada bedanya. Jika itu berfungsi,                  maka pelaku tak akan melakukannya, atau ia mendengar suara hatinya.
JOSUA:          Itu betul seluruhnya, tetapi semua itu, seperti yang kusampaikan tadi, suara                 hatinya diredam dan dipadamkan oleh kuasa gelap. Ini tak ada kaitannya                            dengan senjata api, seperti yang diberitakan. Itu semua tidak betul. Bukan                                senjata yang menembak, melainkan pelaku yang menembak. Seandainya dia                tak punya senjata, ia akan mengendarai mobil. Apa yang terjadi, jika ia                          menabrak para pejalan kaki dengan mobil? Makanya ada cukup banyak                                   kemungkinan. Dalam pada itu yang salah pasti bukan sang barang, dengan                       apa pelaku melaksanakannya, melainkan selalu orang yang menggunakannya.
Birgit:             Engkau mengatakan barusan, suara hatinya diredam ....
JOSUA:          Ya.
Birgit:             ...dipengaruhi oleh sisi negatif, atau kuasa gelap. Itu suatu perkembangan,                    yang tidak terjadi kemarin untuk hari ini, bahwa hal demikian dapat berfungsi.
JOSUA:          Tidak, itu merupakan proses yang lama.
Birgit:             Apakah pada dasarnya setiap orang dapat dipengaruhi kuasa gelap?
JOSUA:          Tidak, sisi negatif benar-benar mencari dengan cermat manusia yang mampu                        dipengaruhi, yang cukup labil, guna memakan umpan. Di mana sang rasio                       dipadamkan, di mana pelaku pada saatnya tidak memahami apa yang dia               lakukan. Pengertiannya baru diperoleh umumnya saat berikutnya nanti.
                        Pada para pelaku remaja hal ini tiba pada saat mereka tidak dapat lagi                              melawan,      ketika mereka tidak bisa lagi bertahan, atau hal serupa. Pada saat             itulah mereka sadar, apa yang sebenarnya terjadi, dan lalu mereka bunuh diri.
Birgit:             Untuk lari dari situasi tersebut, atau?
JOSUA:          Ya, tentu saja, untuk lari, dan di sini yang lari adalah sisi negatif. Seandainya               pelaku remaja masih hidup, maka dia akan berkata, bahwa dia tidak tahu apa-              apa, tentang hal mengerikan yang telah dibuatnya.
Birgit:             Ya.
JOSUA:          Sebab dia benar-benar tidak tahu. Begitulah, itu diambil sebagai kemenangan.                        Setiap pelaku amok tidak akan mengatasinya, yakni pelaku amok sejati, dan                  dia adalah salah satunya.
Birgit:             Engkau mengatakan “diambil“, apa artinya, apa pelaku lalu masuk ke alam                     negatif?
JOSUA:          Jiwanya direbut, supaya menyebabkan penderitaan di dunia. Ini tak bisa                                  terjadi di alam baka. Yang dari sisi negatif tidak bisa menyerang kami di alam                   baka, melainkan hanya lewat alam materi.
Birgit:             Apakah pelaku itu berasal dari alam surgawi, aku misalkan begitu, atau                           inkarnasi dari lingkungan negatif?
JOSUA:          Pelaku tidak berasal dari sisi negatif.
Birgit:             Artinya, ia kini melangkah mundur dalam pengembangannya? Atau                           bagaimana aku dapat menjabarkannya.
 JOSUA:         Tidak, ia tidak membuat pengembangan mundur, melainkan ia akan menarik                       pengertian dari hal yang ia perbuat. Pengertian itu akan memakan tempo yang                      sangat lama, karena dalam waktu yang sangat lama ia tidak bisa inkarnasi. Ia                   mengalami kejadian itu sekarang [senantiasa berulang].
Birgit:             Di lingkungan negatif?
JOSUA:          Tidak. Sisi negatif ikut menarik dia dari kehidupan materi.
Birgit:             Ya, dan di mana ia sekarang?
JOSUA:          Ia berada di ruang antara, antara negatif dan positif, di sana, di mana juga ada                      jiwa-jiwa yang telah bunuh diri.
Rolf:                Apa itu yang pernah kita nyatakan sebagai lingkungan antara?
JOSUA:          Bukan lingkungan antara, dia tidak bisa mengganggu kalian, dia tidak bisa                   menjadi hantu.
Rolf:                Ah ya.
JOSUA:          Pahamkah kalian, dia diisolasi, tetapi ia mengalami segalanya berulang-ulang,                   dan itu baginya sangat dramatis.
Birgit:             Tidaklah mungkin, jika jiwa berasal dari sisi positif inkarnasi, seandainya pun                   kejadian yang mengerikan terjadi, bahwa ...
JOSUA:          Engkau tidak balik lagi.
Birgit:             Engkau tidak balik ke sisi negatif?
JOSUA:          Tidak, jika engkau sudah mengalaminya, lewat tahapan ini, maka tidak ada                     jalan kembali.
Thomas:         Maka yang negatif tetap di negatif, yang positif di alam positif, apa pun yang                        terjadi.
JOSUA:          Di alam netral, biarkan di alam netral...
Thomas:         ...di alam netral, tetapi tidak di alam negatif...
JOSUA:          ...di alam netral, di alam positif dari pencerahan, bukan di alam positif maupun                    negatif, dia tergantung di antaranya. Kalian menyebutnya begitu indah dengan                     “duduk di antara kursi“ dan begitulah yang benar-benar terjadi. Ia mendapat                     hadangan dari sisi negatif, dan dari sisi positif ia memperoleh ini ”pikirkan,                  temukan pencerahan, apa yang telah kau perbuat, mengapa kau                                              melakukannya“  dan begitu seterusnya. Ini sekarang suatu kondisi kacau.                                     Tetapi kami tidak melanggar Konvensi Jenewa..
Thomas:         Konvensi.
JOSUA:          Konvensi, ya. Kami punya aturan sendiri. (senyum simpul)
Thomas:         Apakah berlaku kesimpulan balik: jika kau berasal dari sisi negatif, terserah,                  apa yang kulakukan di sini, aku tidak bakal mencapai sisi lain, sisi positif.                              Apakah begitu halnya?
JOSUA:          Jika engkau berasal dari sisi negatif, maka maknanya adalah, untuk menuju ke                 sisi positif. Sebab hanya ada satu arah arus, tak ada arus sebaliknya.
Thomas:         Okay.
JOSUA:          Pahamkah engkau, tak peduli apa yang terjadi di alam materi, jika ia kembali                      ke alam baka, harus ada perbaikan kembali, pencerahan darinya adalah soal               lain. Apa yang bagi kalian sebagiannya terlihat mengerikan, mungkin suatu                   pengalaman bagi jiwa tertentu. Itu seluruhnya individu. Hanya dalam kasus             ini aku harus mengatakan pada kalian, ini bukanlah seuatu yang dikehendaki.                 Ada kesepakatan, bahwa orang mengatakannya padamu, kita akan mengalami                babak ini, bagaimana jalannya. Aku sebagai yang ditinggal... Yang ditinggal,                        begitu ucapan kalian?
Rolf:                Ya.
JOSUA:          ...sebagai yang ditinggal, sebagai pelaku, atau korban.  Itu semua dapat                          disepakati. Lalu peristiwanya bagi kalian di bumi memang suatu kejadian yang                        mengerikan, tetapi itu terjadi untuk mengumpulkan pengertian, jika jiwa                              berasal dari sisi negatif, yang mana tahapan berikutnya akan dicapai, yakni                alam surga. Maka terjadilah. Pada situasi yang tak terkontrol, di mana stabilitas                      jiwa tidak cukup besar, yang lalu melakukan sesuatu, yang tidak tercantum                 dalam jalan hidupnya, maka kami harus bertindak. Tetapi tidak ada jalan balik,                 melainkan stagnasi. Ia tidak akan bisa bertemu dengan keluarganya, dengan                      teman-temannya dalam tempo yang sangat lama, karena mereka ada di alam                         positif. Ia sendirian.
Birgit:             Dan itu demikian lama sampai dia dijemput?
JOSUA:          Ya, baginya akan sulit dengan pengertian ini, karena dia tetap menggantung di                  jepitan.
Dirk:   Untuk merekat pada arah pengembangan, mungkin pada umumnya dikatakan                  lagi, apa yang engkau barusan katakan.
Thomas:         Tidak haruskah, jika kita dihadapkan pada pemisahan, toh memberi suatu arah                        pengembangan ke sisi negatif. Lepas dari kasus ini, dari amok ini?
JOSUA:          Aku tahu, apa yang engkau maksudkan. Pemisahan adalah lepas dari yang                   total. Yang total, kolektif, keseluruhan kolektif itu tidak negatif, juga tidak                            positif. Engkau tidak boleh menambahkan suatu penilaian, pada saat engkau                       memberi kolektif suatu penilaian, maka dia jadi benda individual. Tapi dia                 tidak demikian, menjadi individu itu melalui pemisahan, jika dijelajahi. Kami                      menamakannya negatif, sampai derajat tertentu, di mana dia balik kembali.                     Derajat ini, garis, di mana lalu balik ke sisi positif.
Dirk:   Okay, aku kini sedang di jalan [perumpamaan pikiran], bagaimana mungkin,                   bahwa jiwa sampai di sisi negatif.
JOSUA:          Pada saat dia berpisah dari kolektif.
Birgit:             Kita semua berasal dari sisi negatif?
JOSUA:          Ya, aku ingin menjelaskannya lagi: kalian melihat sisi negatif sebagai sesuatu                    yang jahat. Dan Lucifer itu toh hanya sebuah nama, suatu benda, yang kalian               tetapkan sebagai penguasa sisi negatif. Kami melihatnya agak beda: ia adalah              suatu fase [lainnya]. Kami bertentangan dengannya. Ia merupakan suatu,                                    bagaimana aku menjelaskannya..
Birgit:             ...suatu kebutuhan?
JOSUA:          Sisi negatif tidak setuju, untuk keluar dari kolektif. Perlu waktu lama, aku tidak                    tahu, apakah kalian bisa menggambarkannya, untuk kembali jadi individual.                  Mungkin sebuah contoh, memang agak brutal, tetapi cobalah membayangkan,                  lenganmu dipenggal dan harus hidup mandiri. (JOSUA membuat gerakan                    berayun-ayun dengan lengan). Total mandiri.
Birgit:             Ya.
JOSUA:          Sang lengan tidak paham, dan engkau di sisi lain juga tidak. Begitu juga di sini                dilihatnya, suatu saat terjadi pemenggalan dari yang total. Dan pemenggalan                   ini tidak sederhana. Pemenggalan ini tidak seperti lahirnya bayi. Kelahiran                 merupakan hal positif, sang bayi dirawat, dilindungi, harusnya begitu.                                Pemenggalan dari kolektif, itu begini: engkau tiba-tiba saja punya kesadaran,               bahwa engkau tidak berada lagi di sana, di mana engkau seharusnya berada,                   dan tujuanmu, sebenarnya adalah untuk kembali pulang. Hanya sekarang ini              tibalah apa yang barusan aku katakan: hanya ada satu arah.
Birgit:             Jika aku sudah di luar, haruskah aku menjelajahi seluruh jalan?
JOSUA:          Ya, engkau tidak dapat begitu gampang berucap, hup, sekarang aku balik                                kembali. Bukan begitu. Pintu tertutup, melangkahlah. Begitu, dan semakin jauh                       engkau melangkah ke dalam pengembangan negatif atau sisi minus ini, kian                       sulit bagimu. Engkau mulai inkarnasi di alam materi, tetapi tanpa intelektual             besar. Engkau harus mencerna semua. Banyak, yang harus atau melakukan ini,                     menjadi marah, sebab mereka masih mengetahui, bahwa mereka berasal dari                        sesuatu, di mana mereka punya segalanya. Dan lalu tibalah pertanyaan                          masyhur: apa makna segalanya? Mengapa aku harus melakukannya? Tak ada                   lagi pemahaman. Dan kemarahan besar dapat menjadi sangat akbar.
Birgit:             Jika aku berasal dari kolektif ini dan tiba di suatu lingkungan lain, berada di                      suatu lingkungan rohani, apakah ini lingkungan negatif?
JOSUA:          Ya baiklah, kami katakan “lingkungan minus“, bukannya negatif yang                           sekarang dinyatakan sebagai jahat dengan dedemit, sebagai neraka atau yang               serupa. Itu pernyataan tolol.
Birgit:             Ya, aku sampai di lingkungan minus ini dan barulah kemudian mungkin                                terbentuk pikiran dan kemungkinan, untuk menggunakan materi, untuk                                 mengembangkan sang aku. Di kolektif tak ada kemungkinan ataupun pikiran.
 JOSUA:         Aku dapat menggambarkannya, jika engkau ada di kolektif, maka engkau                        tidak tahu apa pun – tapi, engkau tahu, bahwa ada alam materi. Sebetulnya ini                       sangat rumit. Aku tidak dapat dengan mudah menggambarkan apa pun di                    kolektif. Seandainya engkau di kolektif punya pikiran ini, aku tak mau keluar             dari sini, maka itu bukan lagi kolektif. Melainkan itu suatu pemberian alami,                yang dipandang oleh kolektif sebagai sesuatu keutuhan. Berikutnya, aku                                menjelaskannya begini, aku menegaskan: aku. Aku menjelaskannya demikian:                  itu adalah suatu gelembung. Penuh energi.
Dirk:   Kolektif?
JOSUA:          Kolektif! Penuh energi, dan ia selalu semakin besar. Tekanan selalu jadi kian                     kuat. Harus ada lubang pelepasan. Harus ada perimbangan. Kolektif                               mengetahui segalanya, atau juga tidak, kolektif dapat sangat cerdas, kolektif                   dapat sangat dungu. Itu tidak ia sadari. Kolektif hanya tahu, bahwa jika tidak             ada gerakan...
Betty: Stagnasi.
JOSUA:          ...bahwa akan terjadi stagnasi. Aku pikir, bahwa satu-satunya, yang benar-                           benar diketahui kolektif, adalah, bahwa suatu gerakan harus terjadi.
Birgit:             Dan oleh sebab di satu sisi selalu ada yang menyusul menggelincir keluar,                       yang menjelajah jalannya dan tiba kembali, harus ada di sisi lain yang juga                 keluar lagi.
JOSUA:          Tepat. Harus keluar lagi.
Thomas:         Dan jika engkau sekarang berkata, ada suatu aliran terus-menerus di                                        gelembung ini, aku ikut menyebutnya begitu, dan supaya tidak meletus,                                   harusnya di sisi lain ada suatu lubang pelepasan, di mana roh keluar     lagi...
JOSUA:          Begitulah yang kubayangkan.
Thomas:         Okay, kubayangkan juga begitu. Mereka dipaksa, untuk pergi lewat jalan, jalan                  yang panjang, menjelajahinya, sesampai di sisi lain lalu pada selanjutnya juga                         ada di deretan dengan mereka, yang kembali tiba. Bersamaan dengan itu juga                       ada roh di sisi lain yang keluar. Dan engkau berkata, ada kekesalan di beberapa                     tempat, sebab roh bertanya-tanya, mengapa aku melakukan ini. Itu toh                               disebabkan karena aku tahu, dari mana aku berasal?
JOSUA:          Itu benar. Pada saat, jika engkau sudah meninggalkan kolektif dan engkau               menjadi individu, engkau juga tahu, dari mana engkau berasal. Yaitu dari                           kolektif. Engkau dipisahkan dari yang manunggal. Engkau harus                                                 membayangkannya, engkau datang dari sorga, di mana segalanya serba ada.                    Bayangkan apa pun yang terindah, yang dapat engkau bayangkan, semuanya              itu engkau miliki. Dan sekonyong-konyong engkau didorong keluar dari sorga,                         pintunya ditutup dan ada yang berkata, kini buatlah sesuatu yang lain.
Rolf:                (tertawa)
Dirk:   Dan itu tidak hanya satu roh saja, melainkan sekelompok seperti yang engkau                       nyatakan dengan contoh lengan tadi.
JOSUA:          Ya. Kalian harusnya tidak menerima kata demi kata, aku mencobanya hanya             untuk melukiskan hal itu, sebagaimana yang kubayangkan. Dan kedatangan                kembali itu juga hal yang pasti. Apa yang didorong keluar itu adalah roh,                              energi, tanpa jiwa, hanya roh murni. Dan masalahnya adalah, bahwa setiap                   [roh] harus balik kembali, sebab pada suatu saat roh akan penuh. Ia itu kecil              dan hanya punya suatu kapasitas penyimpan tertentu guna menampung                                 pengertian. Suatu saat jika kapasitas penyimpan maksimal tercapai, roh akan               kembali ke kolektif, mengantar isi penyimpan untuk diserahkan. Hal ini tak                 berhubungan dengan, bahwa engkau akan menjadi malaikat, jika engkau                                  berbuat baik, bahwa engkau suatu saat nanti duduk di sebelah kanan Gusti                        Sang Pencipta. Melainkan kami tahu dan kalian tahu, bahwa perjalanan balik                     ke kolektif adalah pengertian. Pengertian dari banyak hal-hal emosi dan                                materi. Ada suatu masa di mana setiap roh akan penuh pengertian. Jadilah ia                      punya sesuatu, yang dapat dia bawa ke kolektif, yang ia kumpulkan sendiri.                   Selanjutnya peralihan ke kolektif, ia menyerahkan bawaannya, masuk ke                                  dalam, dan manunggal dalam sebuah kolektif besar, berikutnya mungkin                                 suatu saat bahkan individu yang sama akan didorong keluar. Sang kesadaran,                 pahamkah kalian.
Birgit:             Itu akan kembali didapatkan. Di dekat pintu akan diperoleh mantelnya lagi,                    benar begitu yang kubayangkan ini?
Dirk:   Juga demikian...
JOSUA:          Maaf, biarkan aku formulasikan pikiran ini sampai selesai, apa, yang sekarang                      kami ketahui, masih kami ketahui, adalah yang telah terjadi di masa lampau,                    sampai suatu masa tertentu. Itulah triknya. Aku sudah tidak tahu lagi, kapan                     aku pada saat memperoleh jiwa individualku, kapan aku pada saat dahulu                        kala keluar dari kolektif.
Birgit:             Tetapi engkau menduga, bahwa ...
JOSUA:          Kamu hanya punya bagian [ingatan] tertentu, yang kamu punyai [saat                           sekarang], lalu mulailah saat pelupaan. Sebagaimana aku telah mulai, untuk               melupakan inkarnasiku yang terakhir. Aku tak dapat lagi menyatakan padamu               secara detil tentang inkarnasiku yang paling akhir.
Birgit:             Apakah jiwa-jiwa juga lupa, bahwa mereka telah menjelajahi lingkungan                           negatif, jika mereka sudah berada di lingkungan positif?
JOSUA:          Tidak, hal tersebut mereka ketahui, bahwa mereka telah menjelajah lewat                             lingkungan negatif, juga pengalaman apa yang mereka kumpulkan dari sana.
                        Aku hanya dapat membayangkan, bahwa pengertian perdana kita, baiklah,                         sekarang aku ada di luar, sekarang kita buat sesuatu. Itu dapat kubayangkan.              Dapat juga dikatakan begini, sekarang aku ada di sana, di luar pintu, dan                                   menggedor-gedornya, sekarang gambarannya, dan berseru: hey, biarkan aku                       masuk kembali, aku tak mau di luar sini. Dan mereka tidak membiarkanmu                     masuk, lalu aku semakin agresif, dan roh sangatlah kuat. Itu tadi                                        gambarannya, supaya kamu dapat lebih mengerti. Begitu, dan jika kamu sadar,                       kamu sendirian, apa yang akan kau perbuat? Kamu tak punya pengembangan             –ini tidak bisa jadi, seandainya begitu maka kamu akan segera penuh-                           melainkan kamu hanya mendapatkan dia ini sebagian demi sebagian, sehingga                     kamu, jika kembali [ke kolektif] hanya punya kemurnian dan kesepakatan. Itu                       semua dapat kubayangkan dahsyatnya.
Dirk:   Kita membicarakan perjalanan pulang ke kolektif misalnya melewati                                     lingkungan, bahwa orang ada di surga, orang belajar, orang inkarnasi, orang                   punya pengertian baru, suatu saat nanti orang bakal seperti engkau di situasi                  yang mirip dan menyatu dengan bagian kembarannya. Bagaimana fungsinya               jalan turun, keluar dari kolektif? Engkau barusan menyatakannya, roh ada di                luar pintu dan menggedor-gedor.
JOSUA:          Misalkan, ya.
Dirk:   Pada saat, jika ada di luar, ini kan mirip keadaannya dengan saat baru saja                 menyatu dengan sang kembaran di lingkungan ke tujuh dan semakin agresif                    dan gedoran kian keras, jadinya lebih dalam lagi terjun ke lingkungan. Jika              begitu, aku masih kurang paham, bagaimana lingkungan negatif diisinya.
JOSUA:          Lingkungan negatif diisinya, dalam mana kolektif mengeluarkan energi rohani.                       Dan kolektif hanya dapat mengeluarkan ini ke satu arah. Coba bayangkan                    seperti sebuah bola, semua itu sebuah bola, tidak berakhir, bukan? Di sini                               dikeluarkan, di sini mengalir, bagai sebuah sungai.
Dirk:   Ya.
JOSUA:          Dan tidak bisa mengalir balik. Aliran sebuah sungai tidak mengalir mendaki               gunung.
Rolf:                Sebagai suatu lubang pengaman, di mana hanya ada satu arah aliran.
Birgit:             Begitu itu fungsi yang lain berikutnya, sang pengembangan.
JOSUA:          Tepat.
Birgit:             Demikian pula dengan contoh barusan, seandainya pun terjadi hal                                          mengerikan, orang tidak bisa jalan kembali, hanya tetap di tempat.
JOSUA:          Tepat . Dan itu yang terjadi di sini. Beberapa dengan cepat menerima                              individualitas ini, mungkin, bahwa mereka sudah sering melakukannya, kita                        tidak tahu. Aku tak bisa mengatakannya. Beberapa tidak bisa selesai dengan               situasinya, dilepas dari sesuatu yang aman tenteram, dan mereka ingin balik                kembali. Perlu beberapa waktu, sampai pengertian ini tiba: tak bisa balik.                             Inilah pengertian pertama: tak bisa. Harus melakukan yang berikutnya, apa                  yang akan kulakukan? Maka aku berjalan sempoyongan bagai anak ayam                             kehilangan induk dan berpikir: apa yang kau lakukan? Maka mulailah                            perjalananmu –semua ini hipotesis- pada planet tertentu yang masih pada                tingkatan rendah. Dan tak peduli, bahwa kamu mulai sebagai sel tunggal.                                    Kamu belajar pertama-tama dalam pertarungan untuk hidup di alam materi,                  itulah pengertianmu berikutnya – untuk memangsa dan dimangsa.
Dirk:   Apakah sekarang ini – maaf, bahwa aku memotong, tetapi ini penting bagi                pemahaman – apakah menurut engkau setiap jiwa atau pasangan roh, yang                         keluar dari kolektif, harus mengalami hal ini?
JOSUA:          Ya. Ini hukum alam, ini adalah awalnya.
Birgit:             Bahwa inkarnasi perdana tidak sebagai manusia, melainkan sebagai sel                             tunggal?
JOSUA:          Bisa saja, ya. Tidak sebagai manusia, silahkan dibantah, juga jika ada tertulis,               Tuhan menciptakan manusia sesuai gambaranNya, Ia menciptakan roh sesuai                 gambaranNya.
Birgit:             Tetapi satu sel tunggal punya...
JOSUA:          Ya, apa yang dimiliki sebuah sel tunggal? Sebuah sel tunggal tak punya                                     pengetahuan, bahwa ada alam materi, di mana ia dapat hidup. Bahwa                                    selanjutnya roh dan jiwa hanya inkarnasi sebagai mahkluk lebih tinggi, itu                   jelas, kamu tidak berkembang ke belakang, kamu tidak dapat kembali sebagai                        keledai atau sapi, sesuai logika, tak peduli kendati kepercayaan soal ini masih                         ada dan saling bertentangan di bumi.
Thomas:         Tetapi, maaf, antara sel tunggal dan manusia, mengapa tidak sebagai keledai?
JOSUA:          Di antara tahapan evolusi mungkin saja kamu sudah pernah menjadi keledai,                  tetapi engkau tidak bisa dilahirkan sebagai manusia...
Thomas:         ...dan pada saat inkarnasi berikutnya sebagai keledai. Ya, okay.
JOSUA:          Begitu itu yang tepat berlawanan dengan aliran evolusi atau inkarnasi.
                        Brutalitas, kembali pada kejadian amok tadi, yang berasal dari sisi negatif,               lenyap bersamaan dengan pengertian, bahwa bukan itu jalannya. Banyak jiwa                     atau manusia, yang lalu berada di bumi, yang bertindak agresif dan brutal, ada                dalam kepercayaan kokoh, bahwa pertempuran ini adalah satu-satunya                            kemungkinan. Sampai mereka suatu saat memahami: bukan demikian adanya.                 Tidak boleh hal tertentu dilakukan, guna mengakhiri waktu inkarnasi sesama                       secepat mungkin. Itulah sang pengertian. Dan jika kalian mengamati evolusi              kalian sendiri, kala peperangan zaman silam, di saat pra sejarah, pada zaman                    Mesir kuno, zaman Romawi, tatkala orang-orang saling berkelahi, sampai mati,                   di mana kematian saat itu masih dilihat sebagai sesuatu yang wajar, maka                            selanjutnya semua berubah dan senantiasa akan berubah. Tetapi di masa kini               toh masih ada banyak orang yang masih belum memahami itu.
Birgit:             Itu aku pahami, tetapi aku masih bingung terkait dengan sel tunggal.
JOSUA:          Kamu bermula dari anggapan, bahwa engkau punya kecerdasan, jika engkau               dikeluarkan dari kolektif. Demikian itu tidak kukatakan. Engkau tidak punya                        apa pun! Kecuali kesadaran, keluar dari kolektif, itulah pengertianmu yang                     pertama. Dan ketika ini kau dapatkan, pada saat itu pintu di belakangmu                            ditutup.
Birgit:             Sekarang aku tidak heran lagi, bahwa tak ada yang mau keluar, kondisinya                jelek begitu.
JOSUA:          Tetapi sebagaimana dikatakan, itu tidaklah dapat direnungkan, giliran siapa              yang keluar, namun terjadilah. Ada hal-hal yang terjadi. Dan hal yang terjadi,                      itu bukan bahan pikiran. Begitu adanya. Sebuah “sungai“ tidak berpikir,                           mengapa ia sekarang mengalir, melainkan ia mengalir. Dan demikian pula                   pada lingkungan [spiritual] rohani. Semuanya mengalir.
Dirk:   Dalam perumpamaan dengan sungai ini, aku ada cetusan pikiran sebelumnya,             sungai berasal dari sumber kolektif dan selalu mengalir ke “bawah“, kembali                lagi ke sumber asal. Artinya, di suatu tempat tertentu ia harus mengalir naik.
JOSUA:          Ya tentu saja, air menguap, naik ke atas dan menjadi awan, lalu awan menjadi                       hujan dan air turun ke bawah.
Dirk:   Ini gambaran yang menolong.
JOSUA:          Ya, begitulah halnya. Adalah penting, aku sudah melihatnya, Birgit, engkau                       berpikir, jika engkau keluar dari kolektif, engkau punya satu pengetahuan,              satu kesadaran, satu kecerdasan.
Birgit:             Satu kesadaran.
JOSUA:          Satu kesadaran. Engkau punya kesadaran, bahwa engkau sendirian, bahwa                 engkau keluar dari sesuatu, dari mana engkau sebetulnya tidak ingin keluar.                  Beberapa yang sudah keluar tapinya malahan tidak berpikiran apa-apa dan               bahkan langsung menjelajah.
Birgit:             Ya, tetapi jika aku punya satu kesadaran, sekarang kita mungkin sampai pada             definisi kesadaran, jika aku punya satu kesadaran, maka aku punya                                         kemungkinan untuk memutuskan, aku dapat menyadari hal-hal tertentu.
JOSUA:          Misalnya begitu.
Birgit:             Orang mendapat pertama-tama pengertian ini, pintu tertutup, aku harus                              mencoba sesuatu yang lain. Dan kini aku bayangkan satu sel sunggal, dan apa-                 apa yang sampai saat ini aku ketahui soal sel tunggal.
JOSUA:          Apa yang terbentuk dari sel tunggal?
Birgit:             Evolusi biologis jelas, tetapi aku –itu tak berkaitan dengan kesadaran,                             melainkan dengan- bagaimana sebutannya pada hewan?
Rolf:                Insting.
Birgit:             Insting atau...
JOSUA:          Ya, lebih dari itu tidak kamu punyai sama sekali. Kamu bahkan tidak punya              kesadaran, seperti yang engkau definisikan sebagai kesadaran.
Rolf:                Orang harus lepas dari kecerdasan.
JOSUA:          Ya, engkau juga harus punya satu pengetahuan.
Birgit:             Ya, soal kecerdasan sudah, tetapi kesadaran dan kecerdasan adalah dua hal                      berbeda ...
Rolf:                Kamu pada prinsipnya hanya tahu 2 hal.
JOSUA:          Engkau.
Rolf:                dan engkau ada...
Birgit:             ...tidak lebih dari itu, di mana engkau pernah berada.
JOSUA:          Persis.  Inkarnasi itu pada awalnya dan juga pada kami adalah sesuatu, yang                       tidak dapat kamu teliti, melainkan itu terjadi.
Birgit:             Itu sudah kupahami.
JOSUA:          Pada awalnya kamu inkarnasi, aku mengatakannya sekarang tidak sebagai sel                  tunggal, aku mengatakannya kini sebagai sesuatu, supaya dapat mulai, dari               mana [segala lainnya] berkembang. Itu adalah suatu yang butuh waktu lama ..
Birgit:             ...tetapi masih bukan menyerupai manusia?
JOSUA:          Bukan, masih akan sangat lama, masih miliaran inkarnasi, sebelum sesuatu                  yang mirip manusia dapat terjadi, sebelum roh tiba di dekat planet [bumi].                   Tetapi ia berkembang dalam sel tunggal, misalnya menjadi hewan tertentu.                      Suatu saat nantinya ia mampu memutuskan, apakah tetap demikian, atau                               berkembang ke arah lain.
Birgit:             Alur ini dapat kubayangkan, aku hanya berpikir ...
JOSUA:          Kamu beranggapan, satu sel tunggal tak punya kesadaran dan tidak dapat                berkembang lanjut.
Birgit:             Begitu, dan aku beranggapan, bahwa kita berasal dari kolektif dulu itu sudah                      menyerupai manusia.
JOSUA:          Tidak, tidak, kamu dulu itu hanya sejumput awan kecil energi. Sekarang kamu                    mungkin sudah menjadi sebuah awan, tetapi saat kamu keluar dulu, mungkin                      kamu cuma satu butir pasir, bahkan bukan sebutir pasir, bukan berwujud                              materi, tetapi sebuah butir maha kecil pasir spiritual.
Birgit:             Partikel kecil.
JOSUA:          Partikel kecil, ya.
Thomas:         Tadi engkau mengatakan, dalam peredaran seluruh pengembangan ini akan                 dicapai suatu stadium, di mana lalu lebih dekat dengan kolektif, sebab roh             mulai penuh. Kapasitasnya terisi maksimal, dan tak punya lagi kemampuan                   untuk menampung.
JOSUA:          Ya, harus diserahkan, ya.
Thomas:         Tepat, lalu harus diserahkan, itulah gambarannya. Ya, berikutnya aku masuk                ke kolektif dan menyerahkan muatan, yang sudah kuperoleh selama jutaan                tahun pengembangan. Muatan itu lalu diintegrasikan di kolektif dan semua                  memperoleh manfaat darinya. Itulah gambaran yang sama, yang telah                         kulakukan selama tahapan inkarnasi sebagai manusia, bahwa aku di sini                                   senantiasa menyempurnakan pengetahuanku, atau lebih banyak lagi                                     mengumpulkan, kembali, dan seterusnya, hanya aku tidak menyerahkannya                 pada yang lain, melainkan menyimpannya di brankasku.
JOSUA:          Persis.
Thomas:         Tetapi pada suatu saat nanti aku ada di batas kemampuanku atau kapasitasku,                 dan lalu aku harus masuk ke kolektif, sebab kapasitas penyimpanan sudah                 tidak muat lagi.
JOSUA:          Tidak muat lagi, tepat.
Thomas:         Adakah perbedaan? Adakah mahkluk yang kapasitasnya lebih besar?
JOSUA:          Tidak, kamu tak boleh melihatnya begitu. Di sini bukan bicara  soal volume,             melainkan soal pengertian. Suatu saat nanti bagi setiap roh akan tercapai yang                   namanya pengertian maksimal. Lebih dari pengertian itu tak dapat lagi dia              kumpulkan.
Birgit:             Apakah ini berbeda secara individu?
JOSUA:          Tidak, tidak berbeda, melainkan di sana, ke mana kita pergi, sebelum masuk ke               kolektif, kita semua mempunyai kedudukan yang sama, yaitu [jumlah]                                   pengertian [-pengertian] yang sama. Dan dalam pada itu termasuk pengertian,                     yang kita nilai sebagai sesuatu yang sia-sia, yang tidak bakal kita buat lagi.
                        Pahamkah kamu, sebutlah ini sebagai sesuatu yang samar-samar. Kamu lalu                punya pengertian dari pengertian. Ini yang kamu bawa, bukannya kamu                               sekarang membuka lacimu, menaruh semuanya di ransel dan lalu pergi,                                  melainkan kamu membawa pengertian dari pengertian. Dan setiap pengertian                      dari pengertian itu sedikit berbeda, sebab setiap kumpulannya itu lain-lain,                 mirip, tetapi tidak sama.
                        Bayangkan, bahwa setiap roh mungkin hanya mampu mengangkut sebuah                       bagian kecil dari pengertian-pengertian, kendati roh itu –jika diukur- besar luar              biasa. Tetapi sebenarnya hanya sangat, sangat kecil. Dan setiap roh lain                                     membawa pula bagian lain dari pengertian.
Birgit:             Aku baru saja punya suatu gambaran di kepala, bahwa setiap roh hanya dapat              masuk, jika gambar puzel-nya selesai.
JOSUA:          Tepat.
Birgit:             Dan gambar puzel ini hanya satu bagian dari total gambar puzel raksasa.
JOSUA:          Ya, betul begitu. Oleh karena itu kalian mengalami bermacam jalan sosial dan                    tak ada satu pun jalan sosial persis sama dengan lainnya. Tak ada pengertian                      yang persis sama dengan pengertian lainnya, meskipun mungkin saja                         pengertian sosial dari banyak inkarnasi amat mirip.
Birgit:             Itu tepat juga dalam gambar puzel, di situ tak ada bagian yang sama.
JOSUA:          Tepat. Dan setiap gambar puzel adalah satu mahkluk roh, yang kumpulannya                       di dalam kolektif menjadi suatu gambar utuh. Sebuah contoh bagus, untuk itu               aku berterima kasih padamu. Begitulah yang kami bayangkan di lapisan ke               tujuh, teman-temanku. Apakah seperti itu sesungguhnya ...
Rolf:                Engkau tidak tahu.
JOSUA:          Itu menjadi kebajikan dari kesimpulan akhir, aku tidak tahu, tetapi aku hidup                  dengannya dan banyak makhluk roh yang sibuk mendalami hal itu, sebab itu                     termasuk dalam mengumpulkan sebuah pengertian. Untuk melihat                                              maksudnya, mengapa aku mengumpulkan pengertian, untuk boleh menjadi                  satu bagian dari sebuah gambar besar – di mana sang gambar tentunya bakal             terbentuk oleh lebih dari 5000 bagian. (tersenyum)
Birgit:             (tertawa) Aku percaya itu juga.
JOSUA:          Semoga tak ada yang berpikir salah, itu adalah suatu puzel raksasa.
Birgit:             Terutama, jika aku menyaksikan untaian pengembangan ini, diawali dari sel                    tunggal, lebih tak terbayangkan dibandingkan yang aku lihat sebelum ini.
JOSUA:          Dan lalu masih harus kamu bayangkan, bahwa di pojok atas sana ada yang                    membuat rusak bagian puzel.
Birgit:             Siapa itu yang berbuat?
JOSUA:          Jika saja kita bisa menangkap basah si pelaku... (senyum)
Thomas:         Dan siapa yang bakal menyaksikan puzel yang sudah selesai ini?
JOSUA:          Ya, itulah pertanyaan berikut.
Birgit:             Siapa yang dapat melihatnya, ya, dan gambarnya berubah?
JOSUA:          Dijamin.
Birgit:             Jika bagian-bagian lain tiba.
JOSUA:          Pasti, ini sebuah gerakan yang terus-menerus, gambar ini. Itu bukan gambar                      yang selesai lalu ditempel, melainkan satu gambar, yang senantiasa selalu                                berkembang, ia berubah senantiasa.
Betty: Selalu diperbarui terus-menerus.
JOSUA:          Pada saat, di mana gambar ini selesai...
Birgit:             Maka terjadilah stagnasi.
Thomas:         Diam tak bergerak.
JOSUA:          ... tamat sudah. Itu adalah filsafat bagus. Tolong digaris-bawahi filsafat ini, aku                     tak ingin melekat di sana. Itu filsafatku. Dan satu [mahkluk] roh, yang                                   beranggapan, bahwa ia tahu, bagaimana fungsinya dalam kolektif, kusebut dia                   sebagai penipu ...
Dirk:   Tetapi bukankah logika juga yang akan menyatakan, bahwa kesadaran itu                   masa sekarang, saat ini, di mana gambar ini terbentuk? Dalam pada itu kita             pernah mengatakannya saat pertemuan terdahulu, jika ingatanku benar.                              Engkau pernah berkata, masa lalu sudah pergi dan akhirnya juga masa                               sekarang dan hanya tinggal masa depan.
                        Dan dalam pada itu aku, pernah berujar, betapa sulitnya untuk mengerti                                ketika dihadapkan pada gambaran dari bagian puzel, dari pengumpulannya,                   dan untuk memperhatikannya.
JOSUA:          Gambarannya berubah sendirinya, berubah melalui masa depan.
Dirk:   Itulah yang tidak kupikirkan, aku pikir, ia berubah sekarang, dan akan terus               berubah di masa depan.
JOSUA:          Ia selalu berubah terus, ia berubah dalam tiga fase. Bukan, dalam dua fase,                    bukan tiga fase. Di masa lalu, itu kita ketahui, ia sudah berubah, ia berubah                        sekarang dan kita tahu, bahwa ia berubah pada masa depan, sebab kini kita                         eksis.
Birgit:             Sebab kita terus mengembangkan diri.
JOSUA:          Ya. Selama ada roh individual, selama itu ada masa depan dari kolektif.
Dirk:   Dan masa kini dari eksitensi.
JOSUA:          Dan masa kini dari eksistensi. Hanya jika kolektif tidak punya masa depan lagi,                  maka semuanya lenyap, juga masa sekarang, dan masa lalu jadi nol dan punah.                   Itu tak bakal terjadi, kami akan menjaganya. Paham?
Dirk:   Hari ini ya. Bagaimana sekarang definisimu tentang kesadaran?
JOSUA:          Definisiku untuk kesadaran sebenarnya hanya ini: aku ada.
Birgit:             Aku sadar diri, bahwa aku ada.
JOSUA:          Ya, itulah kesadaran, dan sebuah kesadaran dapat ada, tanpa ia tahu, apa-                              apa yang terbentang di depannya. Satu kesadaran itu sebetulnya merupakan                         masa sekarang dan masa lalu dan berlaga untuk masa depan.
Dirk:   Jika ia mengingatnya, itulah masa lalu, lain dari itu hanya merupakan hasil               dari masa lalu.
JOSUA:          Persis.
Dirk:   Lain dari itu adalah masa sekarang, aku mengerti, ya.
JOSUA:          Itu hal dahsyat, itu hal luar biasa, oleh karena itu kita coba menelusuri jajaran              buku bergambar, agar setiap orang paham.
Thomas:         Dalam pada itu ada pernyataan filsafat yang menarik, yang menyatakan, tak                  ada satu pun dari ketiganya. Masa lalu sudah lewat, artinya, ia tidak ada lagi,                ...
Rolf:                Apa itu pernyataan dari filsuf tertentu?
Thomas:         Hm, bukan sembarang filsuf (senyum), itu pernyataan dari Augustinus. *

-----------------------------
*
“Bagaimana orang dapat berkata, bahwa [waktu masa lalu dan waktu masa depan] itu sang waktu, sebab bukankah masa lalu itu sudah lewat dan masa depan masih belum ada? Sang waktu saat ini tetapi, jika ia selalu ada dan tidak beranjak ke masa silam, bukan lagi waktu, melainkan keabadian“ Dari Augustinus von Hippo, (354-430), Confessiones lib.11
---------------------------------

Rolf:                Ah ja.
Thomas:         Masa sekarang jadinya juga tidak ada, sebab jika aku sekarang berkata masa                        sekarang, pada saat itu dia sudah jadi masa lalu.
JOSUA:          Sudah menjadi masa lalu.
Thomas:         Ia tak ada, atau tidak ada lagi, karena ia sudah berlalu. Dan masa depan itu                   idem halnya, karena ia masih akan datang. Tetapi kini hal tersebut akan terlalu                       jauh menyimpang [jika dibicarakan lanjut].
Dirk:   Begitulah jadinya ada yang senyatanya... (tanpa waktu).
JOSUA:          Itu tidak salah, itu tidak salah, jika keseluruhannya kuperhatikan secara garis               besar, orang harus memperhatikan hal ini, melihat masa lalu dibandingkan               masa depan dalam detil terkecil. Itu adalah suatu waktu tertentu, tetapi aku                         dapat membagi sang waktu dalam susunan besaran. Dan di susunan besaran                    ini, di susunan besaran terkecil, ada masa sekarang. Masa lalu pun ada, sebab                       masa lalu adalah, apa yang telah lalu.
Birgit:             Akan tetapi masa sekarang adalah satu-satunya saat, di mana aku merasa.
JOSUA:          Itu sangat cepat [berlalu].
Birgit:             Ya, tapi itulah di mana aku menyadari diri, di mana aku merasa, di mana aku              dapat menemukan keputusan-keputusan.
JOSUA:          Dalam pada itu jika engkau sudah menemukan keputusan, sampai kamu                                    menemukannya, itu sebetulnya waktu sudah lewat lagi. Jika kita ambil contoh             pertemuan kita ini, mulai dari saat awal pertemuan, sampai sekarang ini, maka                 awal pertemuan tadi sudah menjadi masa lalu. Jika kamu mulai dengan sebuah                kalimat dan kata terakhir sudah diucapkan, maka kata tadi itu sudah jadi masa                         lalu. Orang dapat benar-benar sekarang bagai telur di ujung tanduk. Itu juga                sebuah ungkapan dalam masalah tersebut. Begitulah, jika kita sekarang                                berkata, masa lalu adalah masa lalu dan memberikan masa sekarang suatu                       ruang bermain yang lebih luas, sebelum masa depan dimulai, maka hal itu                   mungkin tidak tepat benar dipandang dari kacamata ilmu pengetahuan,                            namun jauh lebih dapat dipahami.
Birgit:             Ya, sebab masih ada satu jendela waktu, di mana aku masih dapat berbuat                       sesuatu. Juga kata, yang barusan engkau ucapkan tadi, tetap dapat aktiv aku                         kaitkan. Dengan demikian kita masih punya sebuah fleksibilitas tertentu. Dan                        kupikir, aku hanya punya kemungkinan ini di masa sekarang.
JOSUA:          Pertanyaannya cuma, kapan masa sekarang dimulai? Apakah hanya pikiran                       yang jadi masa sekarang dan sesudah awal kata telah menjadi masa lalu?                           Pahamkah kamu, kita dapat membuatnya berbelit-belit, tapi di suatu tempat                      ada masa sekarang. Di suatu tempat masa sekarang selalu merupakan satu               tindakan, satu awal, tak peduli berapa lama ia berlangsung, di sini sang waktu                         pada saat itu tak memainkan peran. Aku juga tidak dapat membuktikan                                   kekeliruannya, aku juga tidak membuktikan kesalahannya, aku hanya                           mengatakan, bagaimana adanya: ada eksistensi masa lalu, masa sekarang, dan                       masa depan. Dalam wujud bagaimana dan dalam pemahaman apa, ini soal                      lain. Tentu saja aku dapat berkata, tak ada masa sekarang – bukan materi. Masa                      sekarang kita, pikiranku, pikiran bebasku adalah tujuh kali lebih cepat                                     ketimbang pikiran kalian. Apakah aku punya masa sekarang yang lain                          dibanding masa sekarang kalian?
Birgit:             Itu tadi yang baru saja kutanyakan sendiri, apakah ia dapat dipengaruhi?
JOSUA:          Nah. Masa sekarang adalah masa sekarang, orang tidak dapat menundukkan                      masa sekarang dengan waktu.
Birgit:             Ya, kita pernah mendapatkannya pada tema mengenai waktu: aku dapat                              mengukur lamanya waktu dari A menuju B, tetapi aku masih punya juga                                sebuah persepsi individual, dan apakah itu bukannya sesuatu yang mungkin                menentukan?
JOSUA:          Di situ ada yang menentukan, tentu saja.
Birgit:             Maka kemudian mungkin juga pada kesadaran, semakin dekat ke masa kini             aku hidup, dapat hidup di saat ini, memiliki kemampuan ini, untuk ada,
                        maka mungkin saja aku punya kesadaran yang lebih dalam dan dengan                                   demikian berbeda jendela waktunya dibandingkan seseorang, yang                                           menghabiskan hari tanpa berpikir.
JOSUA:          Tidak, bagi orang itu ketiga fakta tadi juga nyata.
Birgit:             Ya, bagi dia matahari akan terbit di pagi hari dan terbenam saat senja,
                        tetapi dengan apa ia dapat mengisi waktu, perasaan individual untuk waktu,                        atau untuk kesadaran, bukankah itu ruang bermain, yang kita punya?
Dirk:   Aku sendiri tidak akan membedakannya, yang satu mengisi waktunya secara                         aktif dan yang lain membiarkan sang waktu yang mengisinya.
JOSUA:          Ya, barusan saya berpikir, apakah kita dalam hal ini setidaknya punya                                     perbedaan kecil, namun kita tidak bisa. Itu tidak ada hubungannya dengan             tindakan. Masa sekarang, masa lalu, dan masa depan tak berkaitan dengan                       tindakan, melainkan mereka itu sebuah aliran waktu. Dan apa pun yang kamu             lakukan, juga seandainya pun engkau memutuskan, aku tidak melakukan apa-             apa hari ini, di bagian pikiranmu yang terdalam, belum menginjak pada                              kesadaran, melainkan berawal di bawah sadar, tetap saja itu adalah masa                           sekarang. Melalui pengukuran waktu orang coba membentuk tiga faktor tadi.                      Hanya saja kalian di bumi ini punya ruang masa sekarang yang lebih luas,                 ketimbang kami di alam baka.
Birgit:             Karena kami lebih lambat.
JOSUA:          Ya.
Dirk:   Atau ini, jika engkau memutuskan, untuk tak berbuat apa-apa, maka engkau                       dapat tujuh kali tak berbuat apa-apa dibandingkan kami [di bumi].
JOSUA:          Tepat, bukankah ini hebat?
Dirk:   Itu fantastik. (semuanya riang) Tetapi dari mana datangnya bilangan tujuh              tadi? Mengapa tujuh kali dan tidak 15 kali, atau 21 kali, atau 13 kali?
JOSUA:          Itulah hukum alam: tujuh.
Dirk:   Dari mana asalnya?
JOSUA:          Ya begitu itu. Aku tidak tahu. Pokoknya tujuh.
Dirk:   Pokoknya tujuh, okay deh, setiap roh di alam baka mengetahui ini?
JOSUA:          Ya.
Dirk:   ...ada apa di balik “pokoknya tujuh“?
JOSUA:          Tujuh, atau sebagaimana yang dikatakan oleh kalian manusia, itu bilangan                    magis. Aku tidak tahu, mengapa demikian, mungkin suatu saat nanti aku akan              tahu.
Dirk:   Pada saat itu biarkan kami mengetahuinya pula.
JOSUA:          Aku tak percaya, bahwa ada cukup waktu, bahwa kalian saat itu masih hidup             di bumi, pada saat aku mendapat jawabannya.
Birgit:             Maka kita akan menyelesaikannya di alam baka.
Rolf:                Pemahamanku tadi begini, kalian menjelaskan soal gelembung, bahwa ada                 aliran. Dan supaya alirannya bisa berfungsi, maka ada lubang pengaman di sisi                lain. Sekarang logikanya, jika ada aliran, dari mana dia berasal.
JOSUA:          Kamu duga, bagaimana itu dapat meluber, sebab tidak ada lagi yang balik                 kembali, yang sudah keluar, bukan. Atau, apa maksudmu?
Rolf:                Ya, kalian punya ini, jika aku memahaminya, kalian sudah menjelaskan                         keharusan adanya lubang pengaman sebagai hasil dari aliran balik. Dengan               begitu, agar aliran baliknya dapat ada di suatu tempat, harus pula ada                                lubang pengaman lainnya...
JOSUA:          ...yang kembali mengalir.
Rolf:                Baiklah, sampai di sini kita sepakat.
JOSUA:          Sampai di sini kita sepakat.
Rolf:                Baik, jika aliran balik ini syarat adanya lubang pengaman, ari mana datangnya,                 apa yang balik lagi?
Thomas:         Tidak ada pengapian awal, aku kira, ke sana itu arah pembicaraan yang kamu                hendak maksudkan.
Rolf:                Jadi harus ada satu penyaluran, sebelum ada yang datang lagi.
Thomas:         Tepat.
JOSUA:          Persis, dan apa penyaluran ini? Kamu tidak tahu, ini yang kukatakan padamu.
Rolf:                Kamu sekarang mungkin maksudkan dengan itu pemisahan, atau?
JOSUA:          Bukan, alasan, bahwa harus ada pemisahan atau dapatnya terjadi aliran,                                     adalah, bahwa ada ancaman stagnasi.
Rolf:                Jadi ancaman adanya stagnasi adalah alasan, untuk membuka lubang                                    pengaman dan dengan itu dijamin adanya aliran. Harus ada sesuatu yang                             mengawali keluar, sebelum ada yang masuk.
JOSUA:          Harus ada yang keluar dan butuh waktu yang lama, sangat lama, tolong ini                   teoriku, tapi aku anggap ini sangat bagus: sampai kolektif sepakat, bahwa                                perlu pemisahan, ia sendiri sudah dapat mengumpulkan pengertian, begitulah                harusnya dulu itu. Dan pada saat ini tercapai, pada saat tak ada lagi pengertian                  yang dapat dikumpulkan yang bisa ditambahkan dalam keseluruhannya.                                  Maka harus ada penemuan jalan baru. Kecerdasan kolektif cukup besar dan                 dapat memikirkan sesuatu.
                        Lalu diciptakanlah jagad raya, materi, energi dilepas, yang diubah menjadi                    materi. Menjadi materi dalam wujud matahari, planet, makhluk hidup, sel                        tunggal, dsb. Untuk mengorganisir semua itu, kolektif harus memberi sesuatu                   dari dia sendiri, sebab hanya kolektif, Roh Agung ini, Energi ini, yang mampu                    menciptakan segalanya tadi. Itu adalah Ilahi, hanya Sang Pencipta yang dapat             berbuat itu, tak ada lainnya. Ia harus melakukannya.
Thomas:         Dan dengan begitu praktis menghidupkan peredaran.
JOSUA:          Dan dengan begitu praktis menghidupkan peredaran, sebab kolektif sudah                      berkata, jika Aku menciptakan sesuatu dan memperhatikan, apa yang terjadi                        dengan apa-apa yang telah Kuciptakan, maka Aku memperoleh pengertian,                     dapat memrosesnya dan berputar, eksis, sebab Aku bergerak. Sungguh suatu                yang dahsyat, apa-apa yang telah dicptakan kolektif. Dan kami juga tidak tahu,                 berapa lama kami telah duduk, sampai kami datang ide, bahwa materi                                   merupakan pertolongan bagi kolektif. Sebab kita waktu itu adalah masih satu.                        Aku juga tidak tahu, apa yang dapat kami kumpulkan sebagai pengertian,                  pada waktu kita masih satu, satu kolektif. Mungkin hari ini sudah terjadi,                              bahwa kolektif, telah lupa beberapa bagian. Bicara tentang kolektif dari segi                     filsafat, kupandang sebagai faktor yang tidak mungkin, sebab itu tidak bisa                 secara filsafat. Itu hanya bagian kecil dari, di mana orang mencoba untuk                                memperoleh pengertian.
Rolf:                Jalannya tidak nanti aku sarankan, tetapi pertanyaannya datang otomatis, sejak                     setengah jam ada di kepalaku.
JOSUA:          Kamu betul seluruhnya, jika ada terbentuk sebuah aliran, harus ada dari mana                      datangnya.
Rolf:                Begitu, dan katanya, sebab hanya ada satu lubang pengaman, bahwa lubang ini                 menjadi lubang yang kontinyu, praktis menjadi sesuatu sarana yang terus-                        menerus.
JOSUA:          Tepat.
Rolf:                ...sebab tidak ada dua.
JOSUA:          Tidak, hanya ada 1 keluaran dan satu masukan.
Rolf:                Jelas sudah.
JOSUA:          Dan berapa lama akan berlangsungnya, sampai semua pengertian diambil dari                 jagad raya ini, sampai lubang pengaman, di mana sesuatu keluar, kembali                  ditutup, ini aku tidak tahu, dan apa-apa yang terjadi selanjutnya, aku juga                tidak tahu.
Rolf:                Tahukah kamu, itu kami juga tidak ingin tahu.
Dirk:   Justru kami ingin mengetahuinya.
JOSUA:          Tetapi kita akan duduk bersama suatu waktu nanti dan memikirkannya,                              bagaimana nanti – mungkin dalam waktu 5, atau 6 juta tahun, mungkin lebih             lama lagi, aku tidak tahu.
Thomas:         Tujuh, kupikir bagus.
JOSUA:          Tujuh. Tujuh juta tahun, ini kita dapatkan dia lagi, tujuh. Ada sesuatu jadinya.                   Dari sisi yang satu kalian harus membayangkan keseluruhan sebagai yang             agung, dahsyat, tak berakhir, dari sisi lainnya kalian harus membayangkannya                       sedemikian rupa, bahwa kalian dapat memahaminya.
Rolf:                Itu tidak cocok.
JOSUA:          Agar mampu memahami dan menarik kesimpulan dari makna mengenai apa                       yang kalian harus lakukan.
Dirk:   Aku khususnya tertarik pada pendapatmu, kebijakanmu, atau juga pada                           filsafatmu: jika di suatu saat diawali dengan pemisahan, sebagai lubang                                 pengaman, sebagaimana kita sudah nyatakan, harusnya ada kondisi                                       sebelumnya, di mana segalanya juga ada dalam gerakan, sebab stagnasi seperti                 yang kita dengar tadi, tidaklah baik.
JOSUA:          Ya, aku sudah mengatakannya, ya.
Dirk:   Wujud ini sebagai keutuhan sebelum pemisahan, apakah menurutmu itu                               kolektif atau bagimu kolektif itu seperti Sang Pencipta? Atau ada perbedaan                        antara pusat kolektif dan yang menjadi kolektif, atau apakah menurutmu                                    semuanya itu satu?
JOSUA:          Itulah kolektif..
Birgit:             Adakah semuanya itu satu?
JOSUA:          Semuanya esa.
Dirk:   Engkau tidak membedakan Tuhan Sang Pencipta atau awal segalanya dan                 kolektif dan makhluk hidup dan yang berasal darinya?
JOSUA:          Tidak, jika kolektif punya pusat, maka itu bukanlah kolektif. Jika begitu, maka                         ada individu dengan banyak individu di sekelilingnya atau satu individu di                      sampingnya.
Dirk:   Aku bawa ide ini, sebab, jika sebelum pemisahan harus ada sebuah gerakan,                     karena tak boleh ada stagnasi, maka ada kemungkinan secara filsafat, bahwa                     suatu massa kolektif berputar mengelilingi sebuah pusat. Begitulah sampainya                    pemikiranku, dan pusat ini bagiku sekarang merupakan awal, cahaya purba,                    atau Tuhan. Makanya aku bedakan antara kolektif dan Tuhan.
JOSUA:          Kamu mensyaratkan adanya sebuah pusat. Kamu anggap tidaklah mungkin,               bahwa adanya gerakan itu, hanya jika segalanya ada dalam keseluruhan. Dan                    seandainya pun hanya untuk memperoleh pengertian, bahwa semua                          senantiasa berputar?
Dirk:   Makanya kita ada dalam putaran [dan punya satu pusat].
Birgit:             Mungkinkah itu sama dengan kumpulan ikan? Di mana jutaan ikan-ikan kecil,                     sebuah massa, bagai awan, yang selalu berenang ke arah yang sama, berputar              ke sana-ke mari, tanpa ada pertanyaan dari salah satu ikan?
Thomas:         Tak ada yang tahu, mengapa mereka melakukan itu.
JOSUA:          Tak ada yang tahu.
Birgit:             ... “awan“ itu melakukannya begitu saja.
JOSUA:          Itu dilakukannya.
Dirk:   Dalam gambaran ini, aku memberi tahu, bahwa itu hanya berfungsi, jika kamu                  punya “sesuatu di sekelilingnya“, yaitu yang terpisah dan seluruh jagad raya.
JOSUA:          Ya, itu sekarang hanya sebuah contoh, mengapa dapat terjadi sesuatu,                                 mengapa sesuatu mengalir. Kamu selalu mencoba membayangkan kolektif                dengan tepi batasan.
Dirk:   Seandainya pun aku membayangkannya sebagai tak terbatas.
JOSUA:          Kamu mencoba membayangkan suatu gelembung, kamu mencoba                                            membayangkan, bahwa kolektif ada di dalam sesuatu.
Birgit:             Di dalam suatu ruang terlindungi.
Thomas:         Dengan dua lubang pengaman.
JOSUA:          Ya.
Dirk:   Aku coba sekarang membayangkan kolektif sebagai tanpa batas.
JOSUA:          Maka kamu tak punya lubang pengaman. (tertawa)
Dirk:   Ya, itulah kondisinya sebelum ada lubang pengaman.
JOSUA:          Oh, ia mengerucut dan lalu butuh satu lubang pengaman. Apa yang terjadi,              jika segalanya, yang sekarang ini , ada dalam kolektif?
Dirk:   Aku percaya, bahwa kita sekarang ada di dalam kolektif, ya. Jika tidak begitu,                        apa ada yang lain selain kolektif? Tetapi dengan gerakan, mungkin kita ... Aku                       tidak tahu, apa kita semua gembira karena itu, tetapi... (semua gembira) ..                             tetapi kita tak lagi berbincang soal itu hari ini.
JOSUA:          Tidak, sebagaimana dikatakan, tentang itu kamu benar-benar hanya dapat              menyatakannya secara filsafat. Setiap makhluk punya filsafatnya sendiri                           tentang itu, tak ada satu pun yang punya pengetahuan. Itu adalah syarat. Satu-                 satunya yang kami betul-betul tahu, definitif, dan dapat memberitahukannya                         pada kalian, adalah, bahwa ada suatu jalan kembali ke kolektif ini, suatu                                     “peleburan“ roh, manunggal ke dalam yang Maha Agung. Bagaimana tepatnya                    kejadian itu, aku tidak tahu. Dan apakah di sana benar ada satu aliran, aku                    tidak tahu. Aku juga           tidak tahu, apakah betul pemisahan terjadi melalui satu                lubang pengaman.
Rolf:                Tidak, itu tadi kita ambil sebagai contoh, agar mampu menggambarkannya                       secara jelas.
JOSUA:          Dan oleh sebab itu aku berkata, ya, itu adalah secara filsafat. Tetapi esensi                                    dasar di filsafat ini, ini penting. Bagaimana terlihatnya kolektif, dari apa saja ia                     terbentuk, bagaimana ia terwujud, aku percaya ini, bagi kita semua, termasuk                         aku, dan sekalipun lingkungan di atasku, tidak bisa diikuti. Kita hanya dapat                      memberi gambaran situasi ini dalam pikiran: itu ada. Dan karena itu ada, maka                  itu [atau Ia] baik adanya.
Birgit:             Ya, sebab hanya karena itulah dijamin, bahwa tak ada stagnasi dan sebuah               pengembangan dimungkinkan.
JOSUA:          Sebab eksistensimu tergantung dari, bahwa kamu suatu saat nanti bakal                            kembali ke kolektif. Ini adalah fakta. Semua lainnya merupakan perbincangan              yang indah, tetapi tak ada bukti, tidak akan ada bukti yang bisa diberikan.
Dirk:   Adakah bukti, bahwa engkau berkata “Ia ada“, bahwa kita semua berjalan                      kembali ke dalam kolektif, apakah ini tidak hanya filsafatmu belaka?
JOSUA:          Ke mana kamu mau pergi jika tidak begitu?
Dirk:   Aku tidak tahu.
JOSUA:          Disebabkan oleh pengembangan, disebabkan oleh peningkatan                                                             pengembangan, yang jelas dilihat dan dikenali, harus ada yang mengalir                                   menuju sesuatu. Kamu tidak dapat berkata, aku sebagai JOSUA                                                mengumpulkan pengertian sampai di sini dan lalu, goodbye.
Dirk:   Lalu goodbye dari alam lingkungan dan pengertian selanjutnya, ini toh dapat              dibayangkan.
JOSUA:          Bahwa roh menjelajahi beberapa alam lingkungan itu tidak saja dapat                          dibayangkan, melainkan begitu itu kejadiannya. Tetapi ada sesuatu, Dirk, agar                   kamu tenang berkaitan dengan hubungan ini, itu bukan teori, itu adalah                               pengetahuan. Kami tahu itu. Kami tidak percaya itu, kami tak mengkhayalkan                    itu, kami mengetahuinya. Ini adalah satu-satunya, yang betul dapat kamu                            bawa, di samping kesadaranmu: untuk mengetahui, bahwa kolektif itu ada,                 dari mana kamu berasal. Pengetahuan mengenai hal tersebut ada di bawah                   sadarmu.
Dirk:   Satu kesadaran, yang merdeka dari sebuah tubuh?
JOSUA:          Kesadaran roh, aku tak bicara tentang kesadaran tubuh.
Dirk:   Atau juga sebuah roh dalam sebuah tubuh? Aku sekarang tidak yakin soal                 yang barusan engkau katakan.
JOSUA:          Kamu sebagai tubuh tidak memilikinya. Toh bagimu juga tidak penting.
Dirk:   Penting!
JOSUA:          Tidak, sebagai tubuh, tidak. Tubuhmu tinggal di sini, bakal menjadi debu,                      tetapi sebagai roh kamu mengetahuinya. Apakah ini lalu kau gunakan, apa itu                     lalu kau manfaatkan dan bagaimana kau memanfaatkannya, dapat kamu                               jumpai di beberapa agama. Sebab untuk itulah agama ada. Tapi ini akan                           menjadi tema lain, yang akan dapat  kita sambung nantinya. Mengapa manusia                 percaya? Bagaimana agama-agama terwujud?
Dirk:   Melihatkah engkau hubungannya dengan dugaan ini, dengan pengetahuan ini,                  apa-apa yang hanya dipunyai di alam baka?
JOSUA:          Tepat, orang sedikit menambahkannya. Orang lalu mencoba di bumi ini                                 memberi tubuh [pengetahuan dari lingkungan lebih tinggi], yang betul-betul                  tak dapat ia gunakan.
Birgit:             Ya, sebab suatu saat nanti minimal ada pertanyaan: apa guna semua ini? Di                       mana makna segalanya?
JOSUA:          Mengapa aku ikut membuatnya?
Dirk:   Pada sisi lain, begitu yang aku rasakan, aku adalah satu roh dalam satu tubuh,                        yang menyibukkan diri dengan pertanyaan itu.
JOSUA:          Tepat. Dan untuk itu ada agama-agama, sebab roh [yang inkarnasi] tidak                                mutlak tahu tentang kita, atau soal eksistensinya. Itu diambil darinya, jika ia                      ada di bumi.
Dirk:   Ya, sayang sekali sebetulnya. Banyak nabi-nabi yang sudah mengetahui hal                  kalian.
JOSUA:          Semua nabi mengetahuinya.
Dirk:   Tetapi mereka, orang-orang yang hari ini melaksanakan agama...
JOSUA:          Itu soal lain, tentang itu orang dapat berdiskusi, sebab agama, maknanya,                            terjadinya sebuah agama itu sebetulnya ada pada pengertian rohani, terpenjara                   dalam tubuh di bumi ini, yang meninggalkan sesuatu dan berkata: Hai                                     manusia, tak ada lagi kecuali apa-apa yang kalian lihat. Para dogmatik, yang             mencetuskannya, adalah juga sebuah pengembangan.
Rolf:                Kita akan membuat tema ekstra dari situ.
JOSUA:          Hari ini tidak lagi, aku akan balik sekarang, ke sana, di mana aku berasal.
Rolf:                Aku katakan sekali lagi: Dirk merasa dirinya sebagai satu roh.
Dirk:   Dalam sebuah tubuh.
Rolf:                Itu istimewa.
JOSUA:          Dirk adalah satu biji roh dalam tubuh, ia tidak saja merasakannya begitu, ia                ada. Ia punya kesadaran untuk ada. Demikianlah aku harap semoga kalian               berada dalam waktu yang nyaman, pergilah dalam harmoni dan damai.....
Dirk:   Kami berterima kasih atas perinciannya, atas kebijakan, yang telah engkau                       sampaikan pada kami senja ini.
Rolf:                Dan pada CABUGLO atas penjagaannya.
JOSUA:          Aku akan sampaikan terima kasih itu. Pujilah Sang Pencipta! Mohon musiknya                sekarang!
Birgit:             Terima kasih, JOSUA, tadi itu senja yang indah.

No comments:

Post a Comment